Merokok dan Periodontitis

ad+1




Berbagai penelitian bertujuan mengetahui keterkaitan kerusakan jaringan periodontal dengan merokok. Melalui pengukuran probing depth, hilangnya attachmentklinis dan hilangnya tulang alveolar dapat diketahui bahwa keadaan menjadi lebih prevalen dan lebih berat pada perokok dibanding kontrol yang bukan perokok. Dampak ini diperolehdari penelitian-penelitian yang berbeda dan pada populasi yang berbeda pula sesudah mengendalikan berbagai faktor pengganggu yang potenial. Sebuah meta-analisis yang mencakup 6 penelitian meliputi 2.361 subyek, menguraikan mengenai efek merokok terhadap hilangnya jaringan penunjang periodontal.Hasil analisis menunjukkan bahwa merokok mengakibatkan peningkatan risiko terjadinya kerusakan jaringan periodontal, dengan total nilai odds-ratio= 2,82 (95% CI 2,36-3,39).

Dari beberapa penelitian jika definisi periodontitis dipakai lebih dalam dan luas, ternyata pada kelompok perokok dengan resiko periodontitis menunjukkan nilai odds-ratio yang lebih tinggi (> 6-7); nilai odds-ratioyang lebih tinggi juga dijumpai pada orang muda. Yang menarik perhatian, pada observasi tentang keterkaitan efek merokok dengan early-onset periodontitis; hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada remaja/adolescent yang merokok, risiko untuk terkena generalized forms juvenile periodontitis semakin meningkat.

Periodontitis Pada Gigi

Efek merokok yang berkepanjangan dan prevalensi kerusakan jaringan periodontal juga menunjukkan saling bergantung satu dengan lainnya. yaitu dengan estimasi pada ukuran berat/ringannya dalam mengisap rokok. Melalui berbagai hasil observasi penelitian danpopulasi ternyata keterkaitan antara statusmerokok dan kerusakan jaringan periodontal adalah sangat kuat dan konsisten. Kenyataanini menjadi bahan perdebatan apakah merokok merupakan suatu indikator risiko yang lebihtinggi bagi timbulnya periodontitis dan anggapan bahwa merokokpun sesungguhnyamerupakan juga suatu faktor risiko.

Walaupun demikian, harus diingat bahwa penyebablangsung belum dapat dibuktikan sampai saat ini. Dukungan tidak langsung dari konsep bahwa berhenti merokok dapat memberi pengaruh menguntungkan bagi kondisi jaringan periodontal (dan ini merupakan hubungan penyebab) diperoleh dari membandingkan luasnya, berat/ringan dan kecepatan periodontal diseasepada perokok / current-smoker, mantan perokok /formersmokerdan bukan perokok.

Penelitian ini memberi indikasi bahwa pada mantan perokok terdapat ambang periodontal diseaseyang sedang / intermediate, berbeda dibanding dengan bukan perokok dan perokok. Yang menarik, ternyata kecepatan rata-rata alveolar bone lossberkurang sepertiga pada mantan perokok jika dibanding pada perokok.

Di samping fakta bahwa merokok mempunyai kaitan dengan sejumlah penyakit/kondisi sistemik, masih dipertentangkan peran kausatif paparan asap rokok terhadap perkembangan penyakit periodontitis dan suatu hubungan kausal antara merokok terhadap kerusakan periodontal diseaseyang pada umumnya dianggap bersifat biologis. Dari sudut pandang ini, menunjukkan bahwa:

pada perokok memperlihatkan ambang infeksi mikroorganisme yang lebih tinggi dan unsur yang terdapat dalam asap tembakau dapat mengubah respons inflamasi dan responsimun.

Apakah merokok merupakan suatu faktor risiko terjadinya periodontitis? Semuanya menjadi jelas pada periodontitis yaitu denganadanya prevalensi periodontitis yang menonjol akibat dari kebiasaan merokok. Estimasi saat ini menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan >20% prevalensi periodontitis pada kelompok usia muda. Bila berhenti merokok dapat menurunkan prevalensi kerusakan berat dari penyakit periodontal sebesar 1-2%.



Informasi Terkait:




0 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com